Senin, Agustus 03, 2009

Lapangan RINDAM IV

Magelang adalah kota tentara. Julukan ini barangkali memang tidak berlebihan, karena memang banyak kesatuan militer berada di Kota Tidar ini. Mulai dari AKMIL, RINDAM IV, Batalyon KOSTRAD, hingga Kodim. Hal ini bisa jadi menginspirasi setiap bocah Magelang kebanyakan bercita-cita ingin menjadi tentara, bila ditanya guru taman kanak-kanaknya.

Adalah Resimen Induk KODAM IV Diponegoro atau lebih dikenal sebagai Rindam, merupakan kesatuan pelaksana KODAM yang bermarkas di Magelang, tepatnya di sisi selatan lajur Jln. Ahmad Yani. Tentara lahir, besar, dan berjuang bersama dan untuk rakyat sebagaimana diwasiatkan Panglima Besar Sudirman. Oleh karena itu keberadaan berbagai fasilitas yang dimiliki kesatuan militer tidak sepenuhnya menjadi kawasan tertutup atau eksklusif. Satu diantaranya adalah Lapangan Rindam, atau masyarakat sering menyingkatnya menjadi Lapangan Rin saja.

Lapangan Rin berada di gerbang utama Mako Rindam. Fungsi utama lapangan ini sudah pasti adalah untuk kegiatan militer, baik apel pasukan ataupun upacara resmi kemiliteran. Namun di samping fungsi tersebut, lapangan juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas latihan militer. Diantara fasiltas tersebut adalah lintasan lari, berbagai halang rintang, panggung terjun/luncur, angkat beban, lapangan bola, dll.

Kembali kepada doktrin bahwa tentara adalah milik rakyat, maka sesungguhnya berbagai fasilitas kelengkapan tersebut di atas juga milik rakyat. Oleh karena itu masyarakat secara luas juga diberikan kesempatan untuk memanfaatkannya. Tentu saja pemanfaatan tersebut tanpa mengganggu kegiatan kemiliteran, baik dari segi waktu maupun kedinasan. Jadilah anak-anak bermain di kala senja ataupun pagi buta. Dan yang paling unik tentu saja di hari Minggu Pagi.

Minggu Pagi Lapangan Rin dimanfaatkan oleh berbagai kalangan warga untuk berolah raga. Mulai dari para bocah, anak-anak, remaja, pemuda, ibu-ibu, bapak-bapak, hingga kakek-nenek memenuhi sudut lapangan. Mereka ada yang berjalan santai, lari, main futsal, main badminton, main halang rintang, hingga sekedar duduk-duduk angon cucu.

Satu lagi yang unik Minggu Pagi di Lapangan Rin. Entah siapa yang berinisiatif menggagasnya, namun saat ini telah muncul komunitas pasar kagetan menyelingi aktivitas olah raga warga kota. Hal ini lebih didukung lagi dengan ditutupnya jalur utama bagi kendaraan bermotor dari jam 05.00 – 10.00 pagi. Jadilah orang berolah raga dilanjutkan dengan berbelanja atau bersantai ria menikmati hidangan jajanan tradisional yang hangat semanak.

Ada nasgitel, gudek kendil, dawet ayu, arum manis, srabi, jadah bakar, lotek dan pecel, nasi urab, pempek, batagor, siomay, bakso, soto kudus, soto madura, soto lamongan, hingga soto semarangan. Tidak hanya hidangan kuliner saja yang tersaji, kita juga dapat mencari aneka ragam peralatan rumah tangga, mulai dari sapu, kain pel, srenggot, tenggok, arit, pisau, bendho, tlabung, bahkan pacul.

Ada juga aneka ragam tanaman hias, berbagai pupuk organik, bibit tanaman, obat hama hingga ubo rampe bertaman, dilengkapi dengan binatang peliharaan seperti ikan hias, hamster, kelinci, dll. Tak ketinggalan berbagai produk pakaian jadi untuk anak-anak maupun dewasa. Intinya murah meriah andaikata Anda berkesempatan datang.

Lapangan Rin bisa juga menjadi alternatif tempat berkumpul berbagai komunitas warga, bahkan para bloggerpun bisa juga kopdaran di sana. Jadi kapan lagi Anda menikmati keramah-tamahan Kota Tidar? Jangan lupa hanya digelar di hari Minggu Pagi!

Kampung Kosong, 31 Juli 2009

7 komentar:

  1. pertamax...

    wah ponang lagi jajan lotek

    BalasHapus
  2. wis jan, ini lapangan yang menjadi salah satu kenangan saya, saya rumah di tengah,jadi terakhir sepedaan pasti di lapangan RIN iru, tapi sekarang malah tambah ada pasar dadakan segala ( jaman dulu itu belum ada ) ...wah tambah rame juga ya mas ?

    BalasHapus
  3. wah.. temenq yg dl idup d rindam uda pindah c.. pdhal dulu pusat dolan + turu + ngrjain tgs kelmpok stelah skula...

    BalasHapus
  4. Pasar kagetannya, pasti sruuu... jadi pengen, hehee.. :)

    BalasHapus
  5. wah seru tenan nek ngono, nek jaman aku disek metuk p.deku nang kavaleri lor lap.rin sambel blajar speda seng ono mong wong dodol es murni sunduk. dadi pengen mulih magelang ki....hahahaha

    BalasHapus
  6. Lapangan Rindam IV tempatku bermain bola bersama teman-teman, tempatku mlintheng kenari, manjat asam belanda, asam jawa. Sekarang pohon kenarinya sudah habis ditebang. Rumah bundar di ujung lapangan dekat sungai udah tiada. Pohon beringin di depan mesjid sudah mati dan lapuk. Tinggal nunggu batangnya rubuh. Tempat kenangan, tak pernah terlupakan sepanjang hayat. Magelang kota kelahiranku, Ngentak kampung tempat tinggalku.

    BalasHapus

Monggo dipun tanggapi!